LAPORAN PRAKTIKUM VEKTOR-B
SURVEY JENTIK NON AEDES
A. HARI/TANGGAL : Jumat,
2 Oktober 2015
B. MATA KULIAH : Vektor-B
C. JENIS SURVEY : Survey jentik nyamuk non Aedes
D. LOKASI :
Klayar, Berbah, Sleman
E. DASAR TEORI
Nyamuk termasuk serangga (Arthropoda: Insecta.
Tubuhnya terbagi tiga bagian: kaput, toraks, abdomen. Pada kepala ada bagian
mulut yang proboscis yang lurus ke depan (pada Tribus Culicini dan Anphelini)
atau bagian depannya melengkung kea rah perut (Tribus Megarhini), sepasang
antenna, dan sepasang palpus maksilaris. Nyamuk jantan antena tipe plumose,
yang betina tipe pilose.tipe bagian mulut menusuk dan menghisap. Pada toraks
melekat 3 pasang kaki, dan sepasang halter (sayap yang sangat mereduksi,
bentuknya seperti halter).
Nyamuk stadium dewasa (imago) menempuh kehidupan di
daratan (terrestrial atau aerial), stadium pradewasa (telur, larva, pupa)
berada dalam air atau tanah yang sangat lembab (stadium akuatik). Semua stadia bernafas
dengan trachea. Nyamuk mengalami metamorphosis sempurna. Larva nyamuk mengalami
perkembangan dari instar I (yang baru menetas dari telur), instar II, instar
III, instar IV. Larva merupakan stadium makan. Stadium pupa (instar V)
merupakan stadium tidak makan, yang nanti muncul (eklosi) stadium dewasa.
Stadium pradewasa berhabitat dalam berbagai kondisi air yang beragam,
bergantung kepada dan strainnya: air tawar, atau air payau, air jernih atau air
kotor, terbuka pada sinar matahari, atau di tempat teduh atau tertutup oleh
tumbuhan yang lebat, berasosiasi dengan tumbuhan air tertentu atau tidak sama
sekali. Subfamili culicini dibagi dalam beberapa genus diantaranya genus culex,
aedes, dan mansonia. Survey jentik non Aedes
dilakukan di perairan yang berair, yakni genangan kecil, kolam, sungai, sawah,
saluran irigasi, air yang mengalir, dan lain sebagainya. Nyamuk non Aedes
meliputi genus Anopheles, genus Culex, genus Mansonia.
Ciri-ciri
morfologi jentik genus Anopheles
1) Panjang, langsing, tanpa kaki.
2) Tidak punya siphon (corong udara), tapi punya palmate hair.
3) Saat istirahat posisi horizontal menempel pada
permukaan air.
4) Dapat berenang dengan gerakan terhehti-henti.
5) Tempat hidup air sawah, saluran irigasi, dan air
payau, tergantung spesiesnya.
6) Bernapas dengan spirakel pada tubuhnya saat menempel
pada permukaan air.
Ciri-ciri morfologi jentik genus Culex.
1) Panjang, langsing, tanpa kaki, mirip larva Aedes.
2) Memiliki siphon yang panjang dan runcing serta
terdapat berkas rambut lebih dari satu (biasanya 3 berkas).
3) Saat istirahat posisi membentuk sudut dengan kepala
di bawah.
4) Dapat bergerak.
5) Tempat hidup: berbagai jenis air (pada air kotor).
6) Bernapas dengan siphon yang menempel pada permukaan
air.
Ciri-ciri morfologi genus Mansonia
1) Panjang, langsing, tanpa kaki, mirip larva Aedes.
2) Bernapas dengan siphon.
3) Siphon pendek dan runcing yang menancap pada tanaman
air.
4) Saat istirahat posisi vertikal dengan kepala di
bawah.
1.
Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan
indentifikasi berbagai jenis tempat perindukan nyamuk Non Aedes Aegipty.
2. Mahasiswa mampu melakukan
sampling penangkapan jentik Non Aedes Aegipty di wilayah survey.
3. Mahasiswa mampu melakukan
pendataan ekologi berbagai jenis jentik Non Aedes Aegipty di lokasi survey.
4. Mahasiswa mampu melakukan
perhitungan kepadatan jentik Non Aedes sesuai kondisi breeding
placesnya.
5. Mahasiswa mampu
menyiapkan pengiriman sampel
jentik Non Aedes
untuk keperluan identifikasi di laboratorium.
6. Mahasiswa mampu
mengidentifikasi berbagai jenis larva nyamuk.
2.
Alat dan Bahan
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Dipper/gayung
|
1 buah
|
2.
|
Senter
|
1 buah
|
3.
|
Botol kecil/Plastik Fliptop
|
4 buah
|
4.
|
Pipet Jentik
|
1 buah
|
5.
|
Kertas label
|
Seperlunya
|
6.
|
Alat Tulis
|
Seperlunya
|
7.
|
Mikroskop
|
1 buah
|
8.
|
Obyek glass dan deck glass
|
1 buah
|
9.
|
Lampu Bunsen
|
1 buah
|
3.
Prosedur Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan .
b. Menentukan titik sampling dengan memperhatikan :
1. Adanya
tanaman air
2. Jenis
badan air
3. Makanan
larva (plankton dan bentos)
4. Adanya
predator
c. Melakukan pengambilan sampel menggunakan dipper/gayung
dengan jumlah cidukan untuk tiap unit luas (misal 1 m2) supaya
tetap, yaitu sebanyak 10 cidukan atau kelipatannya (20, 30, 40 dan seterusnya).
Jika tidak ditemukan jentik maka pengambilan dihentikan .
d. Jika ditemukan jentik ,kemudian pindahkan jentik ke
dalam botol kecil/plastik kliptop dengan cara menggunakan pipet kemudian diberi
label.
e. Membawa jentik ke laboratorium untuk diperiksa.
f. Sebelum pemeriksaan , jentik terlebih dahulu
dimatikan.
g. Mengambil jentik yang sudah mati menggunakan pipet dan
meletakkannya di atas obyek glass dan menutupnya dengan deck glass.
h. Mengamati di bawah mikroskop.
i. Mencatat hasil identifikasi jentik nyamuk.
4.
Hasil Survey
Setelah
dilakukan identifikasi diperoleh data bahwa larva yang diamati tidak mempunyai
siphon dan saat istirahat posisi horizontal
menempel pada permukaan air.
HASIL
SURVEY JENTIK NON AEDES
No
(titik)
|
Jam
|
Volume/ cidukan
|
Jenis Larva
|
||
anopheles
|
Culex
|
lainnya
|
|||
1
|
10
|
V
|
-
|
-
|
|
2
|
10
|
V
|
-
|
-
|
|
3
|
10
|
V
|
-
|
-
|
|
4
|
10
|
V
|
-
|
-
|
5.
Pembahasan
Dari data tersebut dapat kita ketahui jentik nyamuk
yang dominan adalah jentik Anopheles.
Kepadatan jentik pada daerah ini dinilai tingggi dengan dipengaruhi oleh
beberapa factor, yaitu jentik ditemukan
di kolam ikan dimana air pada permukaan kolam ikan tersebut tertutupi oleh
tumbuhan enceng gongok sehingga menghalangi masuknya sinar matahari pada
permukaan air kolam yang merupakan habitat jentik nyamuk non Aedes , kecepatan
aliran air relative rendah sehingga jentik-jentik nyamuk dapat bertahan hidup
karena tidak terbawa arus. Selain itu, jarang
ditemukannya predator.
Pada survey ini surveyor menemukan jentik anopheles
yang ditemukan di 4 titik. Penemuan jentik non aedes ini sangat sesuai dengan
tempat perindukannya yaitu di genangan/kubangan air yang tidak terkena oleh
sianar matahari secara langsung, air tidak begitu jernih atau kotor. Dan pada
kolam ikan ini juga tidak ditemukan jenis jentik Aedes.
Penemuan jentik Anopheles ditemukan pada kondisi titik
yang teduh/tidak terkena langsung oleh sinar matahari hal ini sesuai dengan
tempat perindukan nyamuk.
6.
Kesimpulan
1. Jentik nyamuk non aedes yang dominan di daerah ini
adalah nyamuk anopheles.
2. Kecepatan arus aliran mempengaruhi kepadatan jentik
nyamuk. Semakin airnya tenang maka kepadatan jentik nyamuk semakin banyak.
3. Kepadatan nyamuk di tempat ini tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar